TUGAS
MAKALAH BAHASA INDONESIA
DAMPAK
TELEVISI TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK
Disusun
oleh:
Akhirul
Akbar
Shanaz
Cintya Taradipta
Kelas
: XII IPS 3
UNTUK
MEMENUHI TUGAS BAHASA INDONESIA PADA SEMESTER GANJIL
TAHUN
PEMBELAJARAN 2011/2012
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur
kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah_Nya kepada kita , sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Makalah ini dengan judul “Dampak Negatif Menonton Televisi”.Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Bahasa Indonesia pada semester Ganjil di tahun pembelajaran 2011-2012 SMAN 3
METRO dengan harapan dapat bermanfaat dan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi
kita semua.
Dengan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya maka melalui kesempatan ini saya menyampaikan rasa hormat saya
kepada:
1.
Bapak Drs. Deni Akhwandi selaku kepala
sekolah SMA Negeri 3 metro, yang telah memberikan dorongan serta dukungan dalam
penyelesaiian makalah ini.
- Bapak Drs.Hi.Jumadi, selaku guru pembimbing Bahasa Indonesia kelas XII IPS SMA Negeri 3 Metro yang telah memberikan dorongan dan masukkan kepada penulis dalam menyusun makalah ini..
- Kedua orang tua saya yang tercinta dan selalu memberikan doa , dorongan moril dan materi, serta selalu me antikan keberhasilan saya pada penyelesaian makalah ini.
- Segenap Bapak dan Ibu guru SMA Negeri 3 Metro yang selalu membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
- Serta teman-teman sekalian yang turut berperan dalam memberikan kritikan serta masukkan yang membengun sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan karya
tulis ini masih banyak terdapat kekurangan seperti pepatah “ Tiada Gading Yang
Tak Retak”, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak
pembaca.
Akhirnya kami berharap, semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca atau pihak yang membutuhkan.
Metro
, 23 juli 2011
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
judul
Kata
pengantar …………………………………..……………………….. i
Daftar
Isi…………………………………………………...………….…. ii
BAB
I PENDAHULUAN………………………………..…..…………..1
1.1
Latar Belakang………………………………………………..………1
1.2
Tujuan ………………………………………...………….……...……2
BAB
II PEMBAHASAN………………………………….……….......…3
2.1 Pengertian……………………………………………………………..3
2.1.1
Dampak........................................................................................3
2.1.2
Televisi.........................................................................................3
2.1.3
Perkembangan.............................................................................4
2.2 Penyebab
..………..…………………………………..……..……….4
2.3 Dampak……………...……………………………..….…...…...……4
2.4 Solusi……………………………………………………....………....8
BAB
III PENUTUP …………………………………….…………..…..10
3.1
Kesimpulan………………………………...………………………...10
3.2 Saran……………………………………………………………...…10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Televisi merupakan suatu media elektronik
yang sangat digemari oleh sebagian besar orang di Indonesia. Mulai dari
anak-anak, remaja, orang tua, dan berbagai kalangan lainnya.
Sebagian
dari mereka beranggapan bahwa televisi bukanlah barang yang mewah lagi, karena
di era yang serba modern ini televisi semakin terjangkau.
Mungkin pada zaman dahulu televise hanya
dimiliki oleh kalangan tertentu saja, karena harganya yang mahal. Namun, di era
ini televisi merupakan benda yang sudah sangat umum dimiliki oleh setiap
keluarga. Karena, dengan adanya televisi setiap orang dapat memperoleh
informasi yang cukup luas baik dari Negara sendiri ataupun dari mancanegara,
selain itu televise merupakan media atau sarana untuk berdakwah bagi para ulama
yang sangat praktis. Karena, dengan adanya televisi tersebut setiap pendengar
dimanapun mereka berada dapat mengetahui ceramah tersebut, tanpa bertemu secara
langsung. Namun tanpa disadari ternyata televise juga mempunyai banyak dampak
positif dan negative pada perkembangan anak-anak. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh para peneliti di Amerika Serikat
mereka menyebutkan bahwa :
“ televisi hanya cocok atau baik
untuk ditonton pada usia tertentu saja”.
Menurutnya, televisi juga mampu
memberikan berbagai dampak yang sangat positif pada perkembangan anak-anak,
terutama mereka yang masih berusia Batita ( Bayi Tiga Tahun). Karena televise
mampu membantu mereka untuk dapat belajar
membaca , namun berdasarkan penelitian ini juga usia batita merupakan
usia yang sangat mudah sekali terpengaruh oleh perkembangan suatu tekhnologi
televisi. Seperti: mampu menurunkan kemampuan untuk membaca. Membaca
kompherensive, bahkan penurunan system memori atau daya ingat pada anak-anak.
Batita yang semasa kecilnya sangat menyukai televise diperkirakan akan
mempengaruhi proses tumbuh kembangnya. Karena, televise hanya menyodorkan
stimulkasi satu arah.
Untuk itu
alasan saya mengangkat materi ini adalah memberitahu atau menginformasikan kepada
pembaca mengenai dampak-dampak dari televisi. Baik dampak yang negative ataupun
dampak yang negative yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak-anak.
1.2 Tujuan
- Ingin mengetahui dampak negative dan positif dari televisi.
- Ingin mengetahui cara atau tips yang dapat dilakukan untuk mengurangi kecanduan atau ketergantungan anak terhadap televisi.
- Ingin mengetahui faktor yang menyebabkan anak-anak menjadi menyukai televisi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
2.1.1 Dampak
Dampak adalah suatu pengaruh atau akibat yang
ditimbulkan oleh suatu hal, dapat berupa dampak positif ataupun dampak
negative. Biasanya dampak ini dapat timbul melalui tontonan televise, internet,
Handphone (HP), serta kemajuan tekhnologi lainnya. sedangkan menurut kamus
Bahasa Indonesia pada halaman
91 menyebutkan bahwa yang dikatakan dampak adalah suatu hal yang menyebabkan atau menimbulkan suatu
perubahan yang cukup besar dan dapat berpengaruh terhadap kehidupannya.
2.1.2 Televisi
Televisi merupakan suatu media elektronik
yang dapat disajikan melalui media gelombang, serta merupakan suatu media yang
sangat multifungsi sangat dan banyak sekali manfaatnya. Seperti : sebagai
sarana hiburan.
Televisi merupakan suatu barang yang sudah
sangat banyak dimiliki oleh setiap orang dimanapun berada. Bahkan di pelosok desa pun televisi
adalah hal yang sudah umum ditemukan. Televisi pertama kali ditemukan pada
tahun 1929 oleh Vladimir Zworikykin, seorang kebangsaan dari Amerika. Selain
sebagai media hiburan, media informasi, dan sarana dakwah. Ternyata televisi
mempunyai berbagai dampak yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan
seseorang, baik dampak negative atau dampak yang positif.
Namun pada hakekatnya televisi banyak mengandung dampak negatifnya
dibandingkan dengan hal yang positifnya.
Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia misalnya mencatat, rata-rata anak usia
Sekolah Dasar menonton televisi antara 30 hingga 35 jam setiap minggu. Artinya
pada hari-hari biasa mereka menonton tayangan televisi lebih dari 4 hingga 5
jam sehari. Sementara di hari Minggu bisa 7 sampai 8 jam. Jika rata-rata 4 jam
sehari, berarti setahun sekitar 1.400 jam, atau 18.000 jam sampai seorang anak
lulus SLTA. Padahal waktu yang dilewatkan anak-anak mulai dari TK sampai SLTA
hanya 13.000 jam. Ini berarti anak-anak meluangkan lebih banyak waktu untuk
menonton televisi daripada untuk kegiatan apa pun, kecuali tidur (Pikiran
Rakyat, 29 April 2004).
2.1.3 Perkembangan
Perkembangan merupakan suatu proses yang
menunjukkan adanya proses perubahan ke arah yang lebih maju. Sedangkan anak
adalah suatu keturunan yang dihasilkan dari pernikahan antara laki-laki dan
perempuan.
Perkembangan menurut para pakar adalah proses
perubahan dalam individu yang bersifat kualitatif ataun fungsi psikologis yang
berlangsung secara terus menerus ke arah lebih baik.
2.2 Penyebab
Bahasa
televisi simpel, memikat, dan membuat ketagihan sehingga sangat mungkin anak
menjadi malas belajar dan terlalu sering menonton TV dan tidak pernah membaca
buku merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan anak menjadi malas.
2.3 Dampak
Televise mempunyai beberapa dampak negative
pada perkembangan anak-anak, diantaranya :
Terhadap
perkembangan otak anak usia 0-3 tahun dapat menimbulkan gangguan perkembangan
bicara, menghambat kemampuan membaca-verbal maupun pemahaman. Juga, menghambat
kemampuan anak dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisan, meningkatkan
agresivitas dan kekerasan dalam usia 5-10 tahun, serta tidak mampu membedakan
antara realitas dan khayalan.
·
Mendorong
anak menjadi konsumtif
Anak-anak
merupakan target pengiklan yang utama sehingga mendorong mereka menjadi
konsumtif atau lebih mudah terpengaruh atau tertarik dengan suatu hal yang
baru. Misalnya : ketika anak A melihat suatu iklan permen atau cokelat.
kemudian iklan tersebut di tampilkan dengan sangat menarik. Mulai dari
kemasannya, tampilannya, bahkan dari model iklannya . hal ini pasti akan dapat
mempenharuhi otak anak untuk cenderung lebih konsumtif.
·
Berpengaruh
terhadap Sikap
Anak
yang banyak menonton TV namun belum memiliki daya kritis yang tinggi, besar
kemungkinan terpengaruh oleh apa yang ditampilkan di televisi. Mereka bisa jadi
berpikir bahwa semua orang dalam kelompok tertentu mempunyai sifat yang sama
dengan orang di layar televisi. Hal ini akan mempengaruhi sikap mereka dan
dapat terbawa hingga mereka dewasa.
Hal ini diperkuat oleh pendapat Team
Andriwongso.com, mereka mengatakan bahwa “ apabila seseorang menonton
televisi baik dengan berita kriminal atau sinetron yang tidak mendidik, hal ini
akan menginspirasi orang tersebut untuk melakukan perbuatan criminal.”
·
Mengurangi
semangat belajar
Bahasa
televisi simpel, memikat, dan membuat ketagihan sehingga sangat mungkin anak
menjadi malas belajar.
·
Membentuk
pola pikir sederhana
Terlalu
sering menonton TV dan tidak pernah membaca menyebabkan anak akan memiliki pola
pikir sederhana, kurang kritis, linier atau searah dan pada akhirnya akan
mempengaruhi imajinasi, intelektualitas, kreativitas dan perkembangan
kognitifnya.
·
Mengurangi
konsentrasi
Rentang
waktu konsentrasi anak hanya sekitar 7 menit, persis seperti acara dari iklan
ke iklan, akan dapat membatasi daya konsentrasi anak.
·
Mengurangi
kreativitas
Dengan
adanya TV, anak-anak jadi kurang bermain, mereka menjadi manusia-manusia yang
individualistis dan sendiri. Setiap kali mereka merasa bosan, mereka tinggal
memencet remote control dan langsung menemukan hiburan. Sehingga waktu liburan,
seperti akhir pekan atau libur sekolah, biasanya kebanyakan diisi dengan
menonton TV. Mereka seakan-akan tidak punya pilihan lain karena tidak
dibiasakan untuk mencari aktivitas lain yang menyenangkan. Ini membuat anak
tidak kreatif.
Kita
biasanya tidak berolahraga dengan cukup karena kita biasa menggunakan waktu
senggang untuk menonton TV, padahal TV membentuk pola hidup yang tidak sehat.
Penelitian membuktikan bahwa lebih banyak anak menonton TV, lebih banyak mereka
mengemil di antara waktu makan, mengonsumsi makanan yang diiklankan di TV dan
cenderung memengaruhi orangtua mereka untuk membeli makanan-makanan tersebut.
Anak-anak yang tidak mematikan TV sehingga jadi kurang bergerak beresiko untuk
tidak pernah bisa memenuhi potensi mereka secara penuh. Selain itu, duduk
berjam-jam di depan layar membuat tubuh tidak banyak bergerak dan menurunkan
metabolisme, sehingga lemak bertumpuk, tidak terbakar dan akhirnya menimbulkan
kegemukan.
·
Merenggangkan
hubungan antar anggota keluarga
Kebanyakan
anak kita menonton TV lebih dari 4 jam sehari sehingga waktu untuk bercengkrama
bersama keluarga biasanya ‘terpotong’ atau terkalahkan dengan TV. 40% keluarga
menonton TV sambil menyantap makan malam, yang seharusnya menjadi ajang
’berbagi cerita’ antar anggota keluarga. Sehingga bila ada waktu dengan
keluarga pun, kita menghabiskannya dengan mendiskusikan apa yang kita tonton di
TV. Rata-rata, TV dalam rumah hidup selama 7 jam 40 menit. Yang lebih memprihatinkan
adalah terkadang masing-masing anggota keluarga menonton acara yang berbeda di
ruangan rumah yang berbeda.
·
Matang
secara seksual lebih cepat
Banyak
sekali sekarang tontonan dengan adegan seksual ditayangkan pada waktu anak
menonton TV sehingga anak mau tidak mau menyaksikan hal-hal yang tidak pantas
baginya. Dengan gizi yang bagus dan rangsangan TV yang tidak pantas untuk usia
anak, anak menjadi balig atau matang secara seksual lebih cepat dari
seharusnya. Dan sayangnya, dengan rasa ingin tahu anak yang tinggi, mereka
memiliki kecenderungan meniru dan mencoba melakukan apa yang mereka lihat.
Akibatnya seperti yang sering kita lihat sekarang ini, anak menjadi pelaku dan
sekaligus korban perilaku-perilaku seksual. Persaingan bisnis semakin ketat antar
Media, sehingga mereka sering mengabaikan tanggung jawab sosial,moral &
etika.
·
Dampak sinar biru
Televisi memancarkan sinar biru yang juga
dihasilkan oleh matahari. Namun sinar biru ini berbeda dengan sinar ultra
violet. Sinar biru tak membuat mata mengedip secara otomatis. Namun parahnya,
sinar biru langsung masuk ke retina tanpa filter. Panjang gelombang cahaya yang
dihasilkan adalah 400-500nm sehingga berpotensi memicu terbentuknya radikal
bebas dan melukai fotokimia pada retina mata anak.
Sepuluh tahun kemudian saat anak sudah dewasa,
kerusakan yang ditimbulkan oleh sinar biru terlihat amat jelas. Retina mata tak
lagi bening sehat seperti masa kanak-kanak sehingga kemampuan berfungsinya pun
menjadi juga berkurang.
Selain
dampak negative tersebut , televise juga mempunyai dampak positif diantaranya:
·
Televisi mampu membantu anak-anak yang berusia
batita untuk mempermudah dalam membaca. Karena, tayangan dalam televise hanya
menampilkan sat stimulasi ( suatu
rancangan, kecenderungan , atau dorongan) yang sangat baik bagi prkembangan
anak-anak.
·
Dapat
mengetahui berita atau info terkini mengenai perjembangan dunia. Baik yang
terjadi di luar negeri ataupun dalam negeri.
·
Merupakan
suatu media dakwah yang sangat praktis dan informative bagi para ulama.
·
TV
dapat dijadikan sebagai motifator, apabila yang ditayangkan didalamnya seputar
orang-orang sukses atau orang yang berhasil karena prestasinya. Sehingga kita
dapat mencontoh kesuksesan mereka.
2.4 Solusi
Oleh karena itu menonton televisi harus dikurangi.
Karena televisi mempunyai beragam dampak yang sangat mempengaruhi
perkembangan otak dan mempengaruhi suatu
kehidupan manusia.Yang tidak mengenal batas usia, tingkat
pendidikan, status sosial, keturuna n dan suku bangsa. Semua lapisan masyarakat
dapat terpengaruh dampak buruk dari TV, orangtua, anak-anak, si kaya ataupun si
miskin, si pintar dan si bodoh, mereka dari latar belakang apa saja, tetap
terkena dampak yang sama. Namun hal ini dapat diatasi melalui beberapa cara,
seperti melalui instansi pemerintah, instansipendidikan, instansi agama,
keluarga dan individu semua bersama-sama mendukung program ‘Hari Tanpa TV’
ini, untuk membangun bangsa yang lebih baik. Jika di dalam Negara kita ini di
galakkan hari tanpa TV maka kita akan menjadi Negara yang cukup maju
dibandingkan dengan sekarang ini.karena, dengan TV dalam keadaan mati,
kita jadi memiliki kesempatan untuk berpikir, membaca, berkreasi dan melakukan
sesuatu. Untuk menjalin hubungan yang lebih menyenangkan dalam keluarga dan
masyarakat. Mengurangi waktu menonton TV membuat kita mempunyai lebih banyak
waktu untuk bermain di luar, berjalan-jalan atau melakukan olahraga yang kita
senangi. Lalu solusi yang dapat kita ambil dalam menyelesaikan masalah ini
adalah melalui orang tua dan juga melalui pemerintah.
Berikut
ini adalah beberapa cara yang dapat
dilakukan melalui peran orang tua, yaitu:
·
Beri batasan waktu untuk
menonton televisi. Kapan ia boleh dan kapan waktunya ia harus berhenti menonton
televisi. Untuk anak prasekolah, kondisi tersebut mungkin agak sulit karena
pada usia tersebut anak sudah mulai bisa membantah. Cobalah membuat kesepakatan
bersama mengenai batasan-batasannya. Misalnya jenis tayangan yang ia inginkan
dan lamanya waktu menonton. Untuk batita, tetapkan batasan waktunya, yaitu
cukup satu jam sehari. Sedangkan untuk usia prasekolah boleh menonton televisi
kurang dari dua jam sehari.
- Manfaatkan waktu yang sedikit tersebut sekaligus sebagai sarana belajar anak. Duduklah bersama anak dan diskusikan isi tayangan pilihannya.
- Siapkan kegiatan alternatif pengganti agar anak tidak lagi merengek dan kembali menonton televisi.
- Tanamkan nilai-nilai keluarga secara berulang agar anak mengerti apa yang boleh dan tidak boleh dilakukannya sehingga anak lebih percaya diri menghadapi teman-temannya.
Dan cara yang
dapat dilakukan oleh pemerintah adalah:
- Membuat peraturan bahwa televise, play station, atau laptop tidak boleh di hidupkan mulai dari pukul 19.00-21.00 WIB.
- Melakukan seleksi penayangan film secara ketat sebelum ditayangkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Berdasarkan sumber yang kami dapatkan
ternyata televisi atau Tv mempunyai banyak sekali dampaknya. Baik dampak
positif atau negative, namun televisi lebih banyak mengandung dampak negative
dibandingkan dengan positifnya. Terlebih lagi televisi lebih berpengaruh terhadap perkembangan anak batita ( Bayi Tiga Tahun ). Karena pada masa
ini mereka sangat mudah sekali terhasut atau terpengaruh dengan tontonan
televisi dan peran orang tua dalam hal ini sangatlah diperlukan.
3.2 saran
·
Bagi orang tua :
Saran saya agar orang tua dapat meningkatkan
perhatian anak-anaknya yang sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan.
Terutama mereka yang sedang mempunyai anak usia tiga sampai lima tahun, harus
lebih perhatian dan mewaspadai tayangan yang akan ditonton oleh anak-anak.
·
Bagi pemerintah :
Saran kami terhadap pemerintah supaya
pemerintah dapat bertindak tegas terhadap perkembangan dunia film Indonesia.
Terutama apabila film tersebut akan di tayangkan , pemerintah harus dapat
melakukan seleksi yang ketat terhadap film tersebut, serta menentukan jam
tayang khusus bagi film anak-anak.
·
Bagi produser film :
Saran kami terhadap produser film agar dapat
membuat atau menciptakan film dengan banyak mengandung unsure positifnya.
Seperti : mengandung nilai moral, keagamaan, dan nilai lainnya.
DFTAR PUSTAKA
Umami, DR Ida. 2010. PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
www.google.com