Minggu, 21 Oktober 2012


TUGAS MAKALAH BAHASA INDONESIA

DAMPAK TELEVISI TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK



Disusun oleh:

Akhirul Akbar
Shanaz Cintya Taradipta



Kelas : XII IPS 3




UNTUK MEMENUHI TUGAS BAHASA INDONESIA PADA SEMESTER GANJIL





TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012
KATA PENGANTAR

    Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah_Nya kepada  kita , sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan  Makalah ini dengan judul “Dampak Negatif Menonton Televisi”.Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia pada semester Ganjil di tahun pembelajaran 2011-2012 SMAN 3 METRO dengan harapan dapat bermanfaat dan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua.
  Dengan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya maka melalui kesempatan ini saya menyampaikan rasa hormat saya kepada:
1.      Bapak Drs. Deni Akhwandi selaku kepala sekolah SMA Negeri 3 metro, yang telah memberikan dorongan serta dukungan dalam penyelesaiian makalah ini.
  1. Bapak Drs.Hi.Jumadi, selaku guru pembimbing Bahasa Indonesia kelas XII IPS SMA Negeri 3 Metro yang telah memberikan dorongan dan masukkan kepada penulis dalam menyusun makalah ini..
  2. Kedua orang tua saya yang tercinta dan selalu memberikan doa , dorongan moril dan materi, serta selalu me antikan keberhasilan saya pada penyelesaian makalah ini.
  3. Segenap Bapak dan Ibu guru SMA Negeri 3 Metro yang selalu membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
  4. Serta teman-teman sekalian yang turut berperan dalam memberikan kritikan serta masukkan yang membengun sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini.
    Saya menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih banyak terdapat kekurangan seperti pepatah “ Tiada Gading Yang Tak Retak”, oleh karena itu kami sangat  mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak pembaca.
    Akhirnya kami berharap, semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca atau pihak yang membutuhkan.


Metro , 23 juli 2011

 Penulis,         











                                                                                                                                                                                  
DAFTAR ISI

Halaman judul
Kata pengantar …………………………………..……………………….. i
Daftar Isi…………………………………………………...………….…. ii
BAB I  PENDAHULUAN………………………………..…..…………..1
1.1 Latar Belakang………………………………………………..………1
1.2 Tujuan ………………………………………...………….……...……2
BAB II  PEMBAHASAN………………………………….……….......…3
2.1 Pengertian……………………………………………………………..3
2.1.1 Dampak........................................................................................3
2.1.2 Televisi.........................................................................................3
2.1.3 Perkembangan.............................................................................4
2.2  Penyebab ..………..…………………………………..……..……….4
2.3  Dampak……………...……………………………...…...…...……4
2.4  Solusi……………………………………………………....………....8
BAB III  PENUTUP …………………………………….…………..…..10
3.1 Kesimpulan………………………………...………………………...10
3.2  Saran……………………………………………………………...…10
DAFTAR PUSTAKA








                                                                                                              












BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

    Televisi merupakan suatu media elektronik yang sangat digemari oleh sebagian besar orang di Indonesia. Mulai dari anak-anak, remaja, orang tua, dan berbagai kalangan lainnya.
Sebagian dari mereka beranggapan bahwa televisi bukanlah barang yang mewah lagi, karena di era yang serba modern ini televisi semakin terjangkau.
    Mungkin pada zaman dahulu televise hanya dimiliki oleh kalangan tertentu saja, karena harganya yang mahal. Namun, di era ini televisi merupakan benda yang sudah sangat umum dimiliki oleh setiap keluarga. Karena, dengan adanya televisi setiap orang dapat memperoleh informasi yang cukup luas baik dari Negara sendiri ataupun dari mancanegara, selain itu televise merupakan media atau sarana untuk berdakwah bagi para ulama yang sangat praktis. Karena, dengan adanya televisi tersebut setiap pendengar dimanapun mereka berada dapat mengetahui ceramah tersebut, tanpa bertemu secara langsung. Namun tanpa disadari ternyata televise juga mempunyai banyak dampak positif dan negative pada perkembangan anak-anak. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di Amerika Serikat  mereka menyebutkan bahwa :

“ televisi hanya cocok atau baik untuk ditonton pada usia tertentu saja”.

 Menurutnya, televisi juga mampu memberikan berbagai dampak yang sangat positif pada perkembangan anak-anak, terutama mereka yang masih berusia Batita ( Bayi Tiga Tahun). Karena televise mampu membantu mereka untuk dapat belajar  membaca , namun berdasarkan penelitian ini juga usia batita merupakan usia yang sangat mudah sekali terpengaruh oleh perkembangan suatu tekhnologi televisi. Seperti: mampu menurunkan kemampuan untuk membaca. Membaca kompherensive, bahkan penurunan system memori atau daya ingat pada anak-anak. Batita yang semasa kecilnya sangat menyukai televise diperkirakan akan mempengaruhi proses tumbuh kembangnya. Karena, televise hanya menyodorkan stimulkasi satu arah.
Untuk itu alasan saya mengangkat materi ini adalah memberitahu atau menginformasikan kepada pembaca mengenai dampak-dampak dari televisi. Baik dampak yang negative ataupun dampak yang negative yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak-anak.


1.2 Tujuan

  • Ingin mengetahui dampak negative dan positif dari televisi.
  • Ingin mengetahui cara atau tips yang dapat dilakukan untuk mengurangi  kecanduan atau ketergantungan anak terhadap televisi.
  • Ingin mengetahui faktor yang menyebabkan anak-anak menjadi menyukai televisi.






                                                                                   

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
2.1.1 Dampak
Dampak adalah suatu pengaruh atau akibat yang ditimbulkan oleh suatu hal, dapat berupa dampak positif ataupun dampak negative. Biasanya dampak ini dapat timbul melalui tontonan televise, internet, Handphone (HP), serta kemajuan tekhnologi lainnya. sedangkan menurut kamus Bahasa Indonesia pada halaman 91 menyebutkan bahwa yang dikatakan dampak adalah suatu hal yang menyebabkan atau menimbulkan suatu perubahan yang cukup besar dan dapat berpengaruh terhadap kehidupannya.
2.1.2 Televisi
Televisi merupakan suatu media elektronik yang dapat disajikan melalui media gelombang, serta merupakan suatu media yang sangat multifungsi sangat dan banyak sekali manfaatnya. Seperti : sebagai sarana hiburan.
Televisi merupakan suatu barang yang sudah sangat banyak dimiliki oleh setiap orang dimanapun  berada. Bahkan di pelosok desa pun televisi adalah hal yang sudah umum ditemukan. Televisi pertama kali ditemukan pada tahun 1929 oleh Vladimir Zworikykin, seorang kebangsaan dari Amerika. Selain sebagai media hiburan, media informasi, dan sarana dakwah. Ternyata televisi mempunyai berbagai dampak yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan seseorang, baik dampak negative atau dampak yang positif.
      Namun pada hakekatnya televisi banyak mengandung dampak negatifnya dibandingkan dengan hal yang positifnya. Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia misalnya mencatat, rata-rata anak usia Sekolah Dasar menonton televisi antara 30 hingga 35 jam setiap minggu. Artinya pada hari-hari biasa mereka menonton tayangan televisi lebih dari 4 hingga 5 jam sehari. Sementara di hari Minggu bisa 7 sampai 8 jam. Jika rata-rata 4 jam sehari, berarti setahun sekitar 1.400 jam, atau 18.000 jam sampai seorang anak lulus SLTA. Padahal waktu yang dilewatkan anak-anak mulai dari TK sampai SLTA hanya 13.000 jam. Ini berarti anak-anak meluangkan lebih banyak waktu untuk menonton televisi daripada untuk kegiatan apa pun, kecuali tidur (Pikiran Rakyat, 29 April 2004).

2.1.3 Perkembangan
Perkembangan merupakan suatu proses yang menunjukkan adanya proses perubahan ke arah yang lebih maju. Sedangkan anak adalah suatu keturunan yang dihasilkan dari pernikahan antara laki-laki dan perempuan.
Perkembangan menurut para pakar adalah proses perubahan dalam individu yang bersifat kualitatif ataun fungsi psikologis yang berlangsung secara terus menerus ke arah lebih baik.

2.2 Penyebab
Bahasa televisi simpel, memikat, dan membuat ketagihan sehingga sangat mungkin anak menjadi malas belajar dan terlalu sering menonton TV dan tidak pernah membaca buku merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan anak menjadi malas.

2.3 Dampak
Televise mempunyai beberapa dampak negative pada perkembangan anak-anak, diantaranya :
·         Berpengaruh terhadap perkembangan otak
Terhadap perkembangan otak anak usia 0-3 tahun dapat menimbulkan gangguan perkembangan bicara, menghambat kemampuan membaca-verbal maupun pemahaman. Juga, menghambat kemampuan anak dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisan, meningkatkan agresivitas dan kekerasan dalam usia 5-10 tahun, serta tidak mampu membedakan antara realitas dan khayalan.
·         Mendorong anak menjadi konsumtif
Anak-anak merupakan target pengiklan yang utama sehingga mendorong mereka menjadi konsumtif atau lebih mudah terpengaruh atau tertarik dengan suatu hal yang baru. Misalnya : ketika anak A melihat suatu iklan permen atau cokelat. kemudian iklan tersebut di tampilkan dengan sangat menarik. Mulai dari kemasannya, tampilannya, bahkan dari model iklannya . hal ini pasti akan dapat mempenharuhi otak anak untuk cenderung lebih konsumtif.
·         Berpengaruh terhadap Sikap
Anak yang banyak menonton TV namun belum memiliki daya kritis yang tinggi, besar kemungkinan terpengaruh oleh apa yang ditampilkan di televisi. Mereka bisa jadi berpikir bahwa semua orang dalam kelompok tertentu mempunyai sifat yang sama dengan orang di layar televisi. Hal ini akan mempengaruhi sikap mereka dan dapat terbawa hingga mereka dewasa.
 Hal ini diperkuat oleh pendapat Team Andriwongso.com, mereka mengatakan bahwa “ apabila seseorang menonton televisi baik dengan berita kriminal atau sinetron yang tidak mendidik, hal ini akan menginspirasi orang tersebut untuk melakukan perbuatan criminal.”
·         Mengurangi semangat belajar
Bahasa televisi simpel, memikat, dan membuat ketagihan sehingga sangat mungkin anak menjadi malas belajar.
·         Membentuk pola pikir sederhana
Terlalu sering menonton TV dan tidak pernah membaca menyebabkan anak akan memiliki pola pikir sederhana, kurang kritis, linier atau searah dan pada akhirnya akan mempengaruhi imajinasi, intelektualitas, kreativitas dan perkembangan kognitifnya.
·         Mengurangi konsentrasi
Rentang waktu konsentrasi anak hanya sekitar 7 menit, persis seperti acara dari iklan ke iklan, akan dapat membatasi daya konsentrasi anak.
·         Mengurangi kreativitas
Dengan adanya TV, anak-anak jadi kurang bermain, mereka menjadi manusia-manusia yang individualistis dan sendiri. Setiap kali mereka merasa bosan, mereka tinggal memencet remote control dan langsung menemukan hiburan. Sehingga waktu liburan, seperti akhir pekan atau libur sekolah, biasanya kebanyakan diisi dengan menonton TV. Mereka seakan-akan tidak punya pilihan lain karena tidak dibiasakan untuk mencari aktivitas lain yang menyenangkan. Ini membuat anak tidak kreatif.
·         Meningkatkan kemungkinan obesitas (kegemukan)
Kita biasanya tidak berolahraga dengan cukup karena kita biasa menggunakan waktu senggang untuk menonton TV, padahal TV membentuk pola hidup yang tidak sehat. Penelitian membuktikan bahwa lebih banyak anak menonton TV, lebih banyak mereka mengemil di antara waktu makan, mengonsumsi makanan yang diiklankan di TV dan cenderung memengaruhi orangtua mereka untuk membeli makanan-makanan tersebut. Anak-anak yang tidak mematikan TV sehingga jadi kurang bergerak beresiko untuk tidak pernah bisa memenuhi potensi mereka secara penuh. Selain itu, duduk berjam-jam di depan layar membuat tubuh tidak banyak bergerak dan menurunkan metabolisme, sehingga lemak bertumpuk, tidak terbakar dan akhirnya menimbulkan kegemukan.
·         Merenggangkan hubungan antar anggota keluarga
Kebanyakan anak kita menonton TV lebih dari 4 jam sehari sehingga waktu untuk bercengkrama bersama keluarga biasanya ‘terpotong’ atau terkalahkan dengan TV. 40% keluarga menonton TV sambil menyantap makan malam, yang seharusnya menjadi ajang ’berbagi cerita’ antar anggota keluarga. Sehingga bila ada waktu dengan keluarga pun, kita menghabiskannya dengan mendiskusikan apa yang kita tonton di TV. Rata-rata, TV dalam rumah hidup selama 7 jam 40 menit. Yang lebih memprihatinkan adalah terkadang masing-masing anggota keluarga menonton acara yang berbeda di ruangan rumah yang berbeda.
·         Matang secara seksual lebih cepat
Banyak sekali sekarang tontonan dengan adegan seksual ditayangkan pada waktu anak menonton TV sehingga anak mau tidak mau menyaksikan hal-hal yang tidak pantas baginya. Dengan gizi yang bagus dan rangsangan TV yang tidak pantas untuk usia anak, anak menjadi balig atau matang secara seksual lebih cepat dari seharusnya. Dan sayangnya, dengan rasa ingin tahu anak yang tinggi, mereka memiliki kecenderungan meniru dan mencoba melakukan apa yang mereka lihat. Akibatnya seperti yang sering kita lihat sekarang ini, anak menjadi pelaku dan sekaligus korban perilaku-perilaku seksual. Persaingan bisnis semakin ketat antar Media, sehingga mereka sering mengabaikan tanggung jawab sosial,moral & etika.
·       Dampak sinar biru
Televisi memancarkan sinar biru yang juga dihasilkan oleh matahari. Namun sinar biru ini berbeda dengan sinar ultra violet. Sinar biru tak membuat mata mengedip secara otomatis. Namun parahnya, sinar biru langsung masuk ke retina tanpa filter. Panjang gelombang cahaya yang dihasilkan adalah 400-500nm sehingga berpotensi memicu terbentuknya radikal bebas dan melukai fotokimia pada retina mata anak.
Sepuluh tahun kemudian saat anak sudah dewasa, kerusakan yang ditimbulkan oleh sinar biru terlihat amat jelas. Retina mata tak lagi bening sehat seperti masa kanak-kanak sehingga kemampuan berfungsinya pun menjadi juga berkurang.

Selain dampak negative tersebut , televise juga mempunyai dampak positif  diantaranya:
·        Televisi mampu membantu anak-anak yang berusia batita untuk mempermudah dalam membaca. Karena, tayangan dalam televise hanya menampilkan sat  stimulasi ( suatu rancangan, kecenderungan , atau dorongan) yang sangat baik bagi prkembangan anak-anak.
·       Dapat mengetahui berita atau info terkini mengenai perjembangan dunia. Baik yang terjadi di luar negeri ataupun dalam negeri.
·       Merupakan suatu media dakwah yang sangat praktis dan informative bagi para ulama.
·       TV dapat dijadikan sebagai motifator, apabila yang ditayangkan didalamnya seputar orang-orang sukses atau orang yang berhasil karena prestasinya. Sehingga kita dapat mencontoh kesuksesan mereka.


2.4 Solusi

Oleh karena itu menonton televisi harus dikurangi. Karena televisi mempunyai beragam dampak yang sangat mempengaruhi perkembangan  otak dan mempengaruhi suatu kehidupan manusia.Yang tidak mengenal batas usia, tingkat pendidikan, status sosial, keturuna n dan suku bangsa. Semua lapisan masyarakat dapat terpengaruh dampak buruk dari TV, orangtua, anak-anak, si kaya ataupun si miskin, si pintar dan si bodoh, mereka dari latar belakang apa saja, tetap terkena dampak yang sama. Namun hal ini dapat diatasi melalui beberapa cara, seperti melalui instansi pemerintah, instansipendidikan, instansi agama, keluarga dan individu semua bersama-sama mendukung program ‘Hari Tanpa TV’ ini, untuk membangun bangsa yang lebih baik. Jika di dalam Negara kita ini di galakkan hari tanpa TV maka kita akan menjadi Negara yang cukup maju dibandingkan dengan sekarang ini.karena, dengan TV dalam keadaan mati, kita jadi memiliki kesempatan untuk berpikir, membaca, berkreasi dan melakukan sesuatu. Untuk menjalin hubungan yang lebih menyenangkan dalam keluarga dan masyarakat. Mengurangi waktu menonton TV membuat kita mempunyai lebih banyak waktu untuk bermain di luar, berjalan-jalan atau melakukan olahraga yang kita senangi. Lalu solusi yang dapat kita ambil dalam menyelesaikan masalah ini adalah melalui orang tua dan juga melalui pemerintah.
Berikut ini adalah beberapa cara  yang dapat dilakukan melalui peran orang tua, yaitu:
·         Beri batasan waktu untuk menonton televisi. Kapan ia boleh dan kapan waktunya ia harus berhenti menonton televisi. Untuk anak prasekolah, kondisi tersebut mungkin agak sulit karena pada usia tersebut anak sudah mulai bisa membantah. Cobalah membuat kesepakatan bersama mengenai batasan-batasannya. Misalnya jenis tayangan yang ia inginkan dan lamanya waktu menonton. Untuk batita, tetapkan batasan waktunya, yaitu cukup satu jam sehari. Sedangkan untuk usia prasekolah boleh menonton televisi kurang dari dua jam sehari.
  • Manfaatkan waktu yang sedikit tersebut sekaligus sebagai sarana belajar anak. Duduklah bersama anak dan diskusikan isi tayangan pilihannya.
  • Siapkan kegiatan alternatif pengganti agar anak tidak lagi merengek dan kembali menonton televisi.
  • Tanamkan nilai-nilai keluarga secara berulang agar anak mengerti apa yang boleh dan tidak boleh dilakukannya sehingga anak lebih percaya diri menghadapi teman-temannya.
Dan cara yang dapat dilakukan oleh pemerintah  adalah:
  • Membuat peraturan bahwa televise, play station, atau laptop tidak boleh di hidupkan mulai dari pukul 19.00-21.00 WIB.
  • Melakukan seleksi penayangan film secara ketat sebelum ditayangkan.







BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
      Berdasarkan sumber yang kami dapatkan ternyata televisi atau Tv mempunyai banyak sekali dampaknya. Baik dampak positif atau negative, namun televisi lebih banyak mengandung dampak negative dibandingkan dengan positifnya. Terlebih lagi televisi lebih berpengaruh  terhadap perkembangan anak  batita ( Bayi Tiga Tahun ). Karena pada masa ini mereka sangat mudah sekali terhasut atau terpengaruh dengan tontonan televisi dan peran orang tua dalam hal ini sangatlah diperlukan.
3.2 saran
·         Bagi orang tua :
   Saran saya agar orang tua dapat meningkatkan perhatian anak-anaknya yang sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Terutama mereka yang sedang mempunyai anak usia tiga sampai lima tahun, harus lebih perhatian dan mewaspadai tayangan yang akan ditonton oleh anak-anak.
·         Bagi pemerintah :
  Saran kami terhadap pemerintah supaya pemerintah dapat bertindak tegas terhadap perkembangan dunia film Indonesia. Terutama apabila film tersebut akan di tayangkan , pemerintah harus dapat melakukan seleksi yang ketat terhadap film tersebut, serta menentukan jam tayang khusus bagi film anak-anak.
·         Bagi produser film :
Saran kami terhadap produser film agar dapat membuat atau menciptakan film dengan banyak mengandung unsure positifnya. Seperti : mengandung nilai moral, keagamaan, dan nilai lainnya.

















DFTAR PUSTAKA



Umami, DR Ida. 2010. PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
www.google.com